Jumat, 20 Februari 2009

Yukata and Kimono

YUKATA!

yukata girl

Waaa Kawaii desu!!
Gambar Cewek Jepang dengan Yukata diatas Kawaii sekali!
Apa sih Yukata itu?

Yukata (浴衣 ?, baju sesudah mandi) adalah jenis kimono nonformal yang dibuat dari bahan kain katun tipis tanpa pelapis yang dipakai untuk kesempatan santai di musim panas. Yukata dibuat dari bahan katun yang mudah dilewati angin, agar badan menjadi sejuk di sore hari atau sesudah mandi malam dengan air panas di Jepang.

Pada umumnya, Yukata biasanya dibuat dari kain katun walaupun banyak yang dibuat dari tekstil campuran, seperti katun yang dicampur dengan poliester.

Di Jepang, musim panas berarti musim pesta kembang api dan matsuri (festival musim panas). Jika terlihat orang memakai Yukata, berarti tidak jauh dari tempat itu ada matsuri atau pesta kembang api. Yukata juga disediakan di kamar hotel, penginapan ala Jepang (ryokan) dan pemandian air panas (onsen).

Jika digunakan untuk tidur, Yukata bisa dikenakan begitu saja oleh pria dan wanita tanpa mengenakan pakaian dalam.hihihi ^_^
Yukata untuk laki-laki biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar gelap (seperti hitam, biru tua, ungu tua) dengan corak garis-garis warna gelap. Sedangkan Yukata untuk wanita biasanya terbuat dari bahan dengan warna dasar cerah atau warna pastel dengan corak beraneka warna yang cerah. Corak kain yang populer untuk Yukata wanita, misalnya bunga Sakura, bunga Krisan, Poppy, bunga-bunga yang mekar di musim panas dan ikan mas koki. Karakter anime seperti Hamutaro, Pokemon dan Hello Kitty juga populer sebagai corak Yukata untuk anak-anak.

Pada umumnya, orang di luar Jepang menyebut semua baju tradisional Jepang sebagai kimono tanpa membeda-bedakan jenisnya.

Yukata juga ada sejarahnya Loh!

Pada sekitar zaman Azuchi Momoyama, Yukatabira dikenal sebagai pakaian sesudah mandi. Di kalangan rakyat pada zaman Edo, Yukatabira menjadi sangat populer sehingga kemudian dikenal dengan sebutan Yukata. Pada zaman itu, Yukata cuma berfungsi sebagai pakaian tidur dan tidak pernah dipakai untuk bertemu dengan orang lain karena dianggap sangat tidak sopan.

Berbeda dengan kimono, Yukata sangat mudah dijahit karena pola yang sangat sederhana. Yukata dijahit tanpa kain pelapis di bawahnya dan tanpa kain pelapis di daerah pinggul dan pundak. Sampai sekitar sesudah Perang Dunia II di Jepang, cara menjahit Yukata diajarkan kepada para murid-murid perempuan di sekolah menengah umum.

Ini Nih...Gambar-Gambar Yukata di Jepang..aduuuhh saya jadi mau pakai!!!

Yukata Corak sederhana
yukata girl 2

Dua anak Jepang dengan Yukatanya
two yukata girls

Foto-Foto pake Yukata ^_^
Photo with Yukata

Yukata pendek
Short Yukata

Peace..!!!


cewek Jepang sedang duduk pakai Yukata pink..Kirei desu!


Perbedaan dengan kimono

CGI seorang wanita yang mengenakan Yukata, sedang bermain kembang api.
Berbeda dengan kimono yang disebut orang Jepang sebagai Gofuku atau Wafuku dan hanya dipakai pada kesempatan formal, Yukata dipakai untuk kesempatan santai, seperti berjalan-jalan melihat pesta kembang api, melihat matsuri atau menari di saat perayaan Obon.
Berbeda dengan kimono yang berharga mahal hingga luar biasa mahal, harga Yukata umumnya terjangkau oleh semua orang.
Berbeda dengan kimono jadi yang hampir-hampir tidak ada toko yang mau menjualnya, Yukata yang sudah jadi dengan beraneka ukuran banyak dijual toko dengan harga terjangkau.
Berbeda dengan kimono yang menurut ukuran lebar lengannya dapat diketahui status seorang wanita (sudah menikah atau masih gadis), Yukata dapat dipakai oleh siapa saja tanpa mengenal status.
Berbeda dengan kimono yang dikenakan dengan pakaian dalam sebanyak dua lapis (Hadajuban dan Juban), perempuan yang mengenakan Yukata hanya perlu pakaian dalam lapis pertama (Hadajuban).


KIMONO!



Kimono (bahasa Jepang: 着物 secara harafiah: "sesuatu yang dikenakan seseorang," atau "pakaian") adalah pakaian nasional Jepang. Bagi orang Jepang, kimono lebih dikenal dengan sebutan Wafuku (bahasa Jepang: 和服 secara harafiah: "pakaian Jepang") atau Gofuku (bahasa Jepang: 呉服 secara harafiah: "pakaian dari zaman Go di Tiongkok") untuk membedakannya dengan pakaian barat (Yofuku). Kimono yang dikenal sekarang ini berbentuk seperti huruf "T," berupa mantel berkerah yang panjangnya sampai ke pergelangan kaki. Kimono untuk pria terdiri dari setelan atas-bawah, sedangkan kimono untuk wanita berbentuk baju terusan.

Wanita yang sudah genap berusia 20 tahun tidak akan mau melewatkan kesempatan memakai kimono Furisode yang paling indah untuk menghadiri upacara Seijin Shiki. Begitu pula orang tua dan kakek-nenek merasa berkewajiban untuk mendandani anak-anaknya memakai kimono pada perayaan anak-anak yang berusia 7, 5 dan 3 tahun yang disebut Hichi-go-san. Selain itu, kimono banyak dikenakan oleh orang-orang yang bergerak dalam bidang industri jasa dan pariwisata, seperti pelayan wanita di restoran khas Jepang (ryotei) dan pegawai penginapan khas Jepang (ryokan).

Sejarah Kimono pada Zaman Edo Periode Awal

Sebagai pakaian yang merupakan simbol budaya orang kota yang mengikuti tren, Kosode menjadi semakin populer di kalangan masyarakat.

Zaman Edo adalah zaman keemasan panggung-panggung sandiwara seperti Kabuki. Penemuan cara penggandaan lukisan berwarna-warni yang disebut Nishikie atau Ukiyoe mendorong semakin banyaknya orang yang bisa melihat gambar-gambar pemeran Kabuki dengan pakaian kimono yang gemerlap. Pakaian orang kota cenderung menjadi semakin mewah untuk meniru pakaian yang dikenakan pemain Kabuki.

Untuk mengatasi kecenderungan orang kota yang berpakaian semakin bagus dan menjauhi norma-norma Konfusianisme, pemerintah Bakufu secara bertahap memaksakan Kenyakurei, yakni norma kehidupan sederhana yang pantas. Pemaksaan ini gagal karena keinginan rakyat untuk berpakaian bagus tidak bisa dibendung. Tradisi upacara minum teh (Chanoyu) yang telah berurat berakar juga menjadi sebab kegagalan Kenyakurei. Upacara minum teh yang dihadiri dengan memakai kimono yang sedapat mungkin harus tampak sederhana ternyata sebetulnya berharga mahal.

Pada masa ini mulai dikenal tali pinggang yang disebut Kumihimo dan gaya mengikat Obi di punggung yang bertahan hingga zaman sekarang.

Ini Nih...Gambar-Gambar Kimono di Jepang



Kimono Modern di Jepang



Anak kecil memakai kimono...kawaii!





7 komentar:

  1. ???????????????
    no comment.....

    BalasHapus
  2. duuuhh...beli'y dmn y???di indonesia ad gak???

    BalasHapus
  3. Nice...penggemar berat Jepang ya. Foto mu d plurk juga mirip cewek Jepang kok.

    www.burukutuk.blogspot.com
    www.buat-telinga.blogspot.com

    BalasHapus
  4. keren tapi ada yang kurang? kalo bisa bahas tokusatsunya juga and matsurinya

    BalasHapus
  5. Sutekina postingannya,menambah wawasan saya, kalo ada waktu mampir yu ke blog saya http://hoshikanoshi.blog.stisitelkom.ac.id
    Hai matteita ^^

    BalasHapus
  6. Ini dijual gk..kimono ank nya..aku mauuuu

    BalasHapus